Monday, November 24, 2014

Kami Bersahabat, Selera Kami Sama :D

Saya mulai mengerti bagaimana bunda menghadapi ayah. Segala keluhan bunda dulu tentang ayah aku pikir berlebihan. Tapi, bunda, anakmu sekarang sedang belajar bersabar sepertimu, belajar kuat sepertimu, belajar mengalah sepertimu menghadapi lelaki yang saat ini juga ku cintai seperti bunda mencintai ayah. Semoga Tuhan selalu mampukan saya semampu bunda, setegar bunda. Saya pun tahu, doa bunda tak akan pernah berhenti untuk kebaikanku. Pun saya, Bunda. :) 

Saturday, November 22, 2014

Tentang kebersamaan di hari ke-332

Mulai gerah dengan ketidakasyikan hubungan ini. Semuanya perlahan menjadi tidak berwarna. Apa yang bisa ku perbuat sekarang? Menunggu hingga kau akhirnya sadar bahwa kenyamanan harus dimiliki semua pihak? Aku seperti sekarat. Begitu sulit rupanya menjiwai peranmu. Permintaan maaf tanpa usaha memperbaiki itu mustahil, Sayang. Aku akhirnya menjumpai titik, dimana aku mulai lelah mengerti sementara aku sangat tidak ingin kehilanganmu. Aku harus bagaimana? Tidak bisakah aku memohon sedikit saja kepekaanmu? Aku ingin kita baik-baik saja.
Terkadang aku ingin menjadi kau, agar kau tau setidaknya merasa diabaikan itu tidak enak. Sesekali aku ingin hilang darimu, agar kau mencari aku (jika memang dicari). Aku ingin tidak menghubungimu, agar kau tau sesepi apa sepinya orang yang merasa sepi padahal dia tidaklah sendiri. Aku ingin sekali melakukan yang kau lakukan padaku, tapi aku tak mampu. Aku bisa jadi menjadi yang paling egois, tapi padamu aku lemah.

Monday, November 10, 2014

Where are You?

There's nothing worse than feeling like i don't have you when i need you the most :'( where are you?

Tuesday, November 4, 2014

Jika padamu saja aku tidak menemukan perasaan "kau bisa memahamiku" lalu kepada siapa lagi aku harus mengadu?
Jika padamu saja aku tidak menemukan perasaan "kau bisa memahamiku" lalu kepada siapa lagi aku harus mengadu?

Di Ketahuanku

Aku tahu..
Aku belum cukup baik untukmu..
Aku tahu..
Aku masih harus belajar memahamimu..
Aku tahu..
Aku selalu mencintaimu lebih dari kemarin..
Aku tahu..
Bahwa kau di lihatku, di mimpi dan nyataku, kaulah bentuk kesempurnaan yang Tuhan pertemukan denganku, dengan segala kurang dan lebihmu, aku mencintaimu seperti air mengalir yang tidak akan menjumpai hilir. Di keadaan buruk dan baikmu, di sampingmulah yang ternyaman. Saat sakit dan sehatmu, membahagiakanmu adalah kebahagiaanku. I dont expect anything in return, just love me unconditionally..

Monday, October 27, 2014

Saturday, October 25, 2014

Mungkin kau sedang malas chatting. Hehe tak apa, Sayang. Kenapa padamu aku begitu mudah merasa kecewa? Apa karena harapku yang terlalu banyak padamu? Tapi, itu bukan hal yang tak benar kan? Wajar kan jika aku selalu berharap padamu? Yang salah ketika aku mulai merasa capek berharap padamu, sudah terlalu lelah merasa kecewa terhadapmu. Iya kan?
Bukankah kita harusnya saling mempertahankan? Aku akan bertahan. Semampu kau mempertahankanku.

Friday, October 24, 2014

When i'm starting writing, it means that i feel sooooo sooooo blue, or too happy!
You know, i'm a very worried easy girl! But why? Even we've been 10 months together, you still not get it, babe? Or you try ignoring? Aaaaaah but well, i love you sincerely, i've promised you to not get mad easily! But, dear, i'm worried :(
When i'm starting writing, it means that i feel sooooo sooooo blue, or too happy!
You know, i'm a very worried easy girl! But why? Even we've been 10 months together, you still not get it, babe? Or you try ignoring? Aaaaaah but well, i love you sincerely, i've promised you to not get mad easily! But, dear, i'm worried :(

Thursday, October 23, 2014

Apakah caraku mencintaimu salah? Aku merasa tidak tertarik lagi dengan segala aktivitasku tanpamu. Termasuk naik gunung, dulu aku sangat bahagia jika diajak muncak. Menyelam? Aku palmg bahagiaaa.. Sekarang semuanya jadi tidak menarik jika tanpamu. Sementara kamu? Aku selalu hanya merasa menjadi bebanmu. Terlebih ketika kau bersama teman-temanmu, aku seperti tidak ada. Aku selalu merasa tak ada. Bisakah kau membuatku sedikit merasa berarti? Walau begitu, aku selalu ingin di dekatmu. Walau ingin tak selalu senang.
Haaaaaahhhh... Mencoba mengabaikanmu ternyata menyiksa diriku sendiri ._.
Baiklah.. Aku akan mengalah.. Demi hubungan kita, demi yang telah ku perjuangkan. Semoga kau selalu bahagia bersamaku ya, Sayaang..
Apakah caraku mencintaimu salah? Aku merasa tidak tertarik lagi dengan segala aktivitasku tanpamu. Termasuk naik gunung, dulu aku sangat bahagia jika diajak muncak. Menyelam? Aku palmg bahagiaaa.. Sekarang semuanya jadi tidak menarik jika tanpamu. Sementara kamu? Aku selalu hanya merasa menjadi bebanmu. Terlebih ketika kau bersama teman-temanmu, aku seperti tidak ada. Aku selalu merasa tak ada. Bisakah kau membuatku sedikit merasa berarti? Walau begitu, aku selalu ingin di dekatmu. Walau ingin tak selalu senang.

Duh

Entah kepada siapa aku bisa bercerita. Aku telah terlalu banyak mengabaikan orang-orang pernah dekat denganku. Kepada siapa aku harus bercerita? Kepada sahabatku? Siapa sahabatku sekarang? Rasanya tidak adil jika aku hanya datang pada mereka ketika aku sedih seperti ini. Kepada kekasihku? Hahaha no no, his bestfriends always the priority. Aku cemburu pada teman-temannya? Tidak! Bahkan toleransiku sudah terlalu banyak dibandingkan pacar-pacarnya orang lain. Hahahaha
Wajarkah jika seorang lelaki (teman) masih berada di rumah seorang perempuan yang bisa jadi hanya berdua? Kalian pikir aku berpikir macam-macam? Tidak, aku percaya kekasihku tidak seperti itu. Hanya saja, menurutku tak wajar saja.
Oh Tuhan, apakah aku cemburu? Aku rasa tidak, aku tahu betul mereka, dan teman-teman kekasihku juga baik-baik. Hanya saja.. Aku tidak senang jika waktu yang seharusnya digunakannya beristirahat harus terganggu. Itu saja sih sebenarnya.

Wednesday, October 22, 2014

Duh

Entah kepada siapa aku bisa bercerita. Aku telah terlalu banyak mengabaikan orang-orang pernah dekat denganku. Kepada siapa aku harus bercerita? Kepada sahabatku? Siapa sahabatku sekarang? Rasanya tidak adil jika aku hanya datang pada mereka ketika aku sedih seperti ini. Kepada kekasihku? Hahaha no no, his bestfriends always the priority. Aku cemburu pada teman-temannya? Tidak! Bahkan toleransiku sudah terlalu banyak dibandingkan pacar-pacarnya orang lain. Hahahaha
Wajarkah jika seorang lelaki (teman) masih berada di rumah seorang perempuan yang bisa jadi hanya berdua? Kalian pikir aku berpikir macam-macam? Tidak, aku percaya kekasihku tidak seperti itu. Hanya saja, menurutku tak wajar saja.
Oh Tuhan, apakah aku cemburu? Aku rasa tidak, aku tahu betul mereka, dan teman-teman kekasihku juga baik-baik. Hanya saja.. Aku tidak senang jika waktu yang seharusnya digunakannya beristirahat harus terganggu. Itu saja sih sebenarnya.

Sunday, October 19, 2014

Kekasihku

Dengan segala kekurangannya, dengan segala yang selalu aku keluhkan tentangnya, aku masih selalu memiliki maaf untuknya, untuk menyayanginya tanpa kurang, untuk mencintainya tanpa jeda. Sebab, dia mungkin bisa jadi kadang membuat sedih tapi dari yang terburuk dari dirinya yang tidak dimiliki lelaki manapun, aku masih sanggup mencintainya tanpa tapi.
Dia selalu bisa memberi kebahagiaan, walau sebelumnya aku sering kali dibuatnya kesal dulu huhu.. Yaa, dialah kekasihku. Kekasihku yang saat ini aku hanya ingin melakukan yang terbaik yang ku bisa untuk membuatnya bahagia. Kekasih hebatku yang hanya padanya aku mau deh nikah muda. Eh hahahaha
Semoga seluruh partikel di alam semesta ini mampu menyampaikan padanya, aku menyayanginya, aku ingin dia bahagia, aku ingin menjadi kebahagiaannya, alasan di setiap senyumnya. Aku ingin membahagiakannya, seperti dia membahagiakanku, bahkan andai bisa ku lakukan lebih..
Aku bersyukur dipertemukan lelaki yang bisa mengubah kesal menjadi kebahagiaan, lelaki yang bisa bikin menangis lalu tersenyum kembali. Lelaki yang cuma dia yang mampu membuatku cemberut, jengkel, gemes, dan bahagia di satu waktu :| kekasihku hebat kan?? :)

Saturday, October 18, 2014

Lapar ._.

Sayang, kau tau saat ini aku sangat lapar.  Aku belum bertemu makanan sejak bangun tadi pagi, dan sekarang sudah pukul 20.51. Iya, aku mengerti, kau sedang sibuk ada yang perlu kau selesaikan, tapi tidak bisakah menundunya sebentar? Aku mual, perutku sudah perih.. Aku tidak ingin saja menyampaikannya, karena seharusnya kau bisa mengerti sendiri. Kau sudah tau sejak tadi. Atau setidak peka itu kah kau, Sayang?

Wednesday, October 15, 2014

At the end..

Karena pada akhirnya semua akan bahagia dengan pasangannya masing-masing. Yang pernah terluka, akhirnya ada yang membahagiakannya. Yang pernah kecewa akhirnya ada yang membuatnya bisa berharap lagi. Selamat berbahagia semuanya!

Jangan Takut Mengecewakanku

Jangan takut mengecewakanku, sebab maafku tak akan habis untukmu.
Takutlah ketika aku mulai tidak mempercayaimu. Itu saja.

Kau harus tau, ini bukan lagi perkara sepuluh lima belas tahun lagi.. Aku hanya ingin melihatmu lebih baik. Itu saja.

Tuesday, October 14, 2014

Aku tertawa sendiri.. Siang ini lagi-lagi kamu gak ontime. Sudah telat 10 menit dari waktu yang kau janjikan.
Malam ini sebenarnya aku sedang tidak enak badan. Tapi, tadi sore aku tidak mampu menolak ajakanmu ke bazaar organisasimu. Aku tidak sedikitpun menyesal. Aku bahagia! Bahkan mungkin sesakit apapun aku, jika sudah di sampingmu, aku sembuh. Aku sehat. Sesederhana itu aku bahagia. Karenamu.

Sunday, October 12, 2014

Saturday, October 11, 2014

Kebingunganku

Aku bingung, aku benci merasa terabaikan. Tapi, aku juga tidak bisa mengungkapkan. Oh atau sudah berkali-kali ku ungkapkan tapi kau tak pernah mengerti, atau lupa? Entahlah..
Walau seringkali kecewa-kecewa kecil karena diabaikan itu datang menghampiriku, aku tetap merasa bahagia jika di dekatmu. Bahkan ku pikir aku tak mampu jika hari-hariku tanpa kau.
Jangan seperti ini terus, Sayang. Aku takut perasaanku turut memudar seiring tak dianggapnya ada.

Aku yang Berharap Kau Lihat

Mungkin sepele, tapi dari hal kecil seperti ini bisa menunjukkan seberapa besar aku di dalam hidup kamu. Iya, cinta sejati itu memberi tanpa harus menerima.. Tapi, merasa tidak menjadi bahagiamu itu menyakitkan.. Merasa tidak memberi pengaruh dalam hidup kamu itu mengecewakan. Merasa tidak penting untukmu itu terlalu mengecewakan. Aku kecewa pada diriku sendiri, ternyata usahaku belum sampai pada titik dimana aku bisa membuatmu melihatku. Mungkin keterbatasanku tidak bisa membuatmu melihatku. Entah sampai kapan..

Friday, October 10, 2014

Selamat Malam, Kekasihku!

Selamat malam, Kekasihku! Hari ini aku telah egois padamu. Bahkan untuk diriku sendiri. Aku tidak suka melihatmu sakit, sementara aku selalu ingin bersamamu. Ingin kamu menemaniku. Harusnya hari ini ku biarkan kau istirahat, bukannya malah meminta kau menemaniku ke Takalar. Tapi, entah tadi aku hanya ingin bersamamu lebih lama. Di dekatmu aku bahagia!
Ini pertama kali kau bertemu ayah dan bunda. Surprise! Ayah tak sedikitpun menunjukkan ketidaksenangannya padamu. Apakah seyummu juga mampu menaklukkan hati ayahku? Hehe
Sayang, aku mencintai semuanya kamu! Bahkan dalam keadaan menyebalkan pun perasaanku tidak berubah.
Terima kasih karena kau telah mampu bertahan. Kau kekasih terhebat!
Seringkali aku bertanya, ya dalam hati saja.. Apa aku juga bahagiamu seperti kamu adalah bahagiaku? :(

Sunday, October 5, 2014

Tentang Demi untuk Bertahan

Selalu saja begini.. Semua tenaga dan kekuatan yang aku kumpulkan untuk mengungkapkan semuanya padamu hilang seketika. Semua konsepku buyar. Sudahlah lebih baik aku diam, memilih untuk tidak mempermasalahkan semua kegamanganku demi hubungan kita, demi hubungan yang sangat ku jaga ini. Demi kamu agar tetap di sisiku. Selamat malam, Kekasih Hebatku.
Untuk apa memberitahu kepada orang yang tidak ingin tahu?

Cinta Sejatinya Element

Aku mengutip sebuah lirik lagu dari Element, menurutku ada benarnya
"Cinta sejati yang bisa, memberi tanpa harus menerima.
Cinta sejati yang bisa, bertahan tanpa mengenal waktu." 
Aku perlu lebih bersabar lagi. Aku mencintaimu. Dengan berharap suatu hari nanti aku akan terbisa dengan caramu, atau kau yang akan terbiasa dengan caraku. Bukannya dalam suatu hubungan memang harus saling melengkapi? Aku akan berusaha sekuatku untuk melengkapimu. Demi Tuhan, aku ingin bahagia bersamamu, Kak. Aku bersyukur ada kau di hidupku. Maafkan aku yang sebelumnya terlalu banyak mau dan ingin. Mulai sekarang aku akan belajar menghargai apapun itu.
 

Saturday, October 4, 2014

Yang Tidak Sampai

Aku tak cukup penting bagimu. Itu bedanya kita, aku yang selalu menganggapmu terpenting, sementara kamu yang tidak bisa menghargai. Entah dengan cara apa lagi, berkali kesempatan telah ku beri, tapi sepertinya memang benar-benar tak penting bagimu.
Aku berada pada titik lelahku, Kak. Aku berada pada lelahku bertahan, dan ketakutanku tanpa kamu di hari-hariku lagi. Ironis kan? Aku dengan kegamangan hatiku, dengan harapan yang perlahan menipis agar kau bisa melihatku, aku hampir menyerah. Tapi, entah apa yang membuatku bertahan sejauh ini. Separuh waktu hubungan kita telah kau lalui dengan kebohonganmu, yang seperti melihatku tapi ternyata bukan aku.
Ada beban besar di dadaku, ingin sekali ku tumpahkan, agar kau tahu! Agar kau mengerti. Aku sebesar ini mencintaimu. Menomor sekiankan kebahagiaanku, walau sebagian besar kebahagiaanku adalah berada di samping kamu dan kamu tidak demikian. Walau aku tahu, saat ini kau menyayangiku dengan sungguh, hanya saja cara kita berbeda.
Aku lelah, sungguh. Mungkin butuh waktu, agar aku bisa menerima semua perbedaan ini. Aku takut kehilanganmu.

Friday, October 3, 2014

Harusnya..

Harusnya aku tak pernah mengharapkan orang lain yang membahagiakanku. Harisnya aku bisa bahagia dan mengandalkan diriku sendiri. Harusnya memang tak pernah aku gantungkan harapan pada orang yang selalu memberi kecewa. Harusnya tak pernah aku prioritaskan orang yang tak pernah melihatku. Bahkan oh Tuhan ini sakit sekali.. Harusnya memang aku bisa membahagiakan diriku sendiri dan tidak berharap orang lain melakukannya untukku. Termasuk kau! 

Thursday, October 2, 2014

Mungkin begitu caramu mencintai. Kaku. Aku mencintaimu dengan caraku, kau mencintaiku dengan caramu. Beginilah kisah kita. Semoga kita selalu bisa saling melengkapi.

Kapan?

Sesekali aku ingin mengabaikanmu. Tapi aku tak mampu. Kadang aku ingin berhenti mengharapkanmu, tapi hatiku selalu menolak. Sayangnya, aku telah memberikan sepenuhnya hatiku untukmu, seutuhnya kau lah penyebab sedih dan bahagiaku. Tapi, kapan kau bisa menyadarinya? 

Wednesday, October 1, 2014

Apa Kau Pernah?

Terkadang aku bertanya sendiri, apa benar kau mencintaiku sebesar aku mencintaimu? Katanya, kita tak bisa tanpa kabar orang yang kita cintai lebih dari tiga jam. Kamu kemana? Selalu saja aku yang mencarimu. Apa kamu pernah mencari aku?
Aku sangat merindukanmu jika sehari saja tak bertemu denganmu. Apa kau pernah merindukanku?
Aku sangat khawatir jika tak ada kabar darimu. Apa kau pernah mengkhawatirkanku?
Aku tak suka sehari saja tanpa mu. Apa kau pernah takut kehilanganku?
Apa kau pernah? Apa kau pernah?

Monday, September 22, 2014

Tentang Aku yang Ingin Bercerita

Sekarang keadaannya sudah jauh berbeda. Sudah hampir 2 tahun sejak pertama kali aku mengenalmy. Setahun kisah itu pernah terangkai indah dalam jarak dan kesabaran. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menyerah mengertimu, menyerah bersabar untukmu, dan menyerah karena terlalu lelah dengan jarak dan komunikasi yang semakin jarang karena kesibukanmu, kesibukan kita masing-masing.
Apa kabar kamu yang telah ku simpan rapat-rapat dalam kotak pengabaian abadi? Saat ini aku sedang sangat ingin bercerita. Entah yang ku rasa bisa mengerti aku hanyalah kamu dan blog ini. Kau tahu? Setelah kau memutuskan untuk pergi, aku telah mencintai seseorang melebihi aku pernah mencintaimu dulu. Dia baik, dia selalu ada, dia selalu mengerti, dan dia selalu sabar menghadapiku. Tapi, kau tahu? Semua hal positive itu menjadi sebuah pertanyaan besar saat ini setelah pengakuannya bahwa dia pernah tidak mencintaiku selama hampir 5 bulan di awal hubungan kami. Dia memilih mengabaikan pesanku dan lebih memilih vcall bersama perempuan yang telah meninggalkannya sama persis seperti kau meninggalkanku dulu. Saat dia jujur tentang kejahatannya dulu, hatiku terasa jauh lebih hancur daripada ketika kau meninggalkanku dulu. Bukan main, 5 bulan aku dibohonginya, menjadi perempuan tolol yang menghamba pada kebohongannya. Tapi, kau tahu? Mungkin ini yang dinamakan cinta? Hatiku yang hancur berhasil aku utuhkan untuknya, untuk mencintainya tanpa kurang. Aku memaafkannya. Hanya saja, saat ini ingatan tentang kejujurannya waktu itu selalu menggangguku. Entah, aku hanya merasa terganggu!! Aku tidak suka perasaan ini. Aku mencintainya, setulusnya. Apakah menurutmu saat ini dia juga mencintaiku? Atau mencintaiku lebih besar daripada cintanya pada perempuan yang meninggalkannya dulu sama seperti aku lebih mencintainya daripada kau yang meninggalkanku dulu?
Entah kau masih mengunjungi blog ini atau sudah melupakannya, tapi ketika kau membaca ini, aku ingin kau tahu, aku bahagia dengan hidupku saat ini bersama seseorang yang (mungkin) mencintaiku sebesar aku mencintainya. Aku harap, kebahagiaan juga tak pernah jauh darimu.
Akhirnya kita menemui bahagia dengan jalan yang berseberangan. Tak apa, Badak Jelek, asalkan kita akhirnya bahagia, walau mungkin tidak harus bersama seperti mimpi masa lalu itu.

Wednesday, September 17, 2014

Tentang Kebohongan yang Termaafkan

Sebelumnya sulit menerima kejujuranmu tentang kepura-puraanmu mencintaiku. Ada sesak yang tak bisa ku kendalikan. Napasku tercekat. Oksigen tiba-tiba tak mampu terhirup.
Ada air mata yang setengah mati tertahan di kantung mata. Air mata yang begitu pilu mengetahui kekasih yang setulusnya ku cintai pernah dengan sengaja menghianatiku, dengan kekasihnya sebelum aku.
Rasanya aku ingin berlari sekencang-kencangnya saat itu juga. Meninggalkan semuanya yang sudah terlanjur manis namun diawali dengan kebohongan. Ya, ternyata lima bulan aku dibohongimu. Itu bukanlah waktu yang singkat. Lima bulan aku tidak dicintaimu di saat hatiku telah sepenuhnya mencintaimu.
Ya, hubungan kita kau awali dengan kebohonganmu, menghianatiku.
Namun, pada pengakuanmu di sela-sela permintaan maafmu, saat ini tidak ada perempuan lain selain aku. Aku percaya. Entah darimana percaya itu bisa datang. Aku yang sebelumnya tak bisa percaya lagi kepada pembohong, dengan gampangnya memaafkan dan mempercayaimu kembali.
Aku melihat kesungguhan itu. Aku bisa merasakan, akulah satu-satunya yang dicintaimu. Kamu, lelaki yang selalu aku banggakan, sekarang seutuh hatimu untukku.
Sejauh ini aku percaya. Di sampingmu aku bahagia. Di dekatmu aku menjadi kuat. Dan hanya dengan senyummu kesedihanku melebur.
Aku ingin denganmu. Menua bersamamu. Denganmu aku bahagia.
Untuk kekasihku, Bul.

Monday, September 1, 2014

Tentang Dia yang Pernah Berjuang

Aku ingin bercerita tentang seseorang yang mungkin telah aku sia-siakan. Seseorang yang telah berkorban banyak untukku. Seseorang yang rela melakukan apa saja untukku namun tak mampu merebut hatiku, cintaku akan selalu hanya untuk kekasihku.
Sebut saja dia Adi, seorang lelaki yang kira-kira tingginya 180 cm. Rambutnya panjang alias gondrong yang selalu diikat rapi. Alisnya tebal dan tegas. Sorot matanya yang tajam namun meneduhkan kadang membuatku tidak berani menatapnya. Rahangnya tegas setegas keinginannya menginginkanku.
Di suatu hari, dia memintaku lagi untuk memberinya sedikit ruang di hatiku, meminta sebagian kecil tempat kekasihku, entah ini yang keberapakalinya dia meminta, lalu lagi-lagi aku mengatakan "Tidak". Katanya, dia tak mengapa menunggu sampai kapanpun, sampai hatiku bisa memberinya sedikit ruang. Namun, tetap tak bisa. Tak mampu aku membagi. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menghilang saja darinya, mengacuhkannya. Bukan karena aku jahat, justru aku ingin melihatnya berhenti melihatku saja. 
Adi. Dia lelaki yang baik. Semoga Adi segera bertemu wanita yang baik juga untuknya. Melalui tulisan ini, aku hanya ingin menyampaikan terima kasih dan maaf yang mungkin tak sempat mungkin tak bisa mungkin tak mampu aku sampaikan.
Adi, terima kasih telah menjadi lelaki sabar dengan segala bentuk kasar penolakanku. Terima kasih telah selalu siap menolongku. Terima kasih untuk semua usahamu membahagiakanku.
Maaf, karena hatiku hanya bisa hanya mampu dan hanya ingin melihat kekasihku saja. Maaf, karena tak bisa membalas segala kebaikanmu. Maaf, kerana tak mampu mememenuhi keinginanmu untuk saling memiliki. Semoga kau selalu bahagia.

Friday, July 4, 2014

Ya, dia memang tidak pandai berkata romantis mengumbar kata sayang, cinta, dan rindu. Tapi, aku bisa merasakannya. Aku tau di menyayangiku. Begitulah kami, hidup santai dalam diam pada perasaan masing-masing, tapi hati kami mampu merasa saling sayang. :)
Good night, Sayangku. Kekasihku yang sedang dalam perjalanan panjangnya menuju gerbang utara NKRI. Doaku selalu menyertamu.

Wednesday, July 2, 2014

Ternyata cinta tidak semata-mata mengajarkan arti saling memiliki, tapi di dalamnya kita juga belajar bagaimana tetap bertahan walau kecewa telah melukai hati kita, bagaimana kita tetap terlihat bahagia agar orang yang kita cintai tidak merasakan kekecewaan karena gagal membahagiakan kita. 6 bulan bersama, cinta telah mengajariku banyak hal. Kecewa dan bangga dalam satu waktu yang sama. Rasa tak ingin dan kekuatan untuk bertahan di satu waktu yang sama. Semuanya semakin menguatkanku. Aku tahu, tak selamanya aku harus bahagia. Aku juga tak selamanya bisa membahagiakanmu. Tapi, aku berjanji, aku akan selalu ingin bersamamu, bagaimanapun kamu, selama kamu masih menginginkan aku bersamamu.

Saturday, June 21, 2014

Kenapa keadaannya selalu begini? Dia berangkat duluan, sebelum kembali saya berangkat juga, dia kembali, saya belum pulang, sebelum saya pulang dia berangkat lagi, dan saya pulang akhirnya saya lagi yang menunggunya pulang. 6 bulan lalu seperti itu, awal hubungan kami, di saat trip NTTnya dan kegiatan PKLku di Bali yang dilanjut tripnya ke Banda Naira. Tapi, walaupun begitu, selalu akan indah pada akhirnya, tempat kami pulang pun sama. Sekarang, pemberangkatan KKN Miangas dipercepat, dia berangkat duluan, dan nanti saya diberangkatkan ke Bone. Semoga tidak ada pemberangkatan terpisah lagi selanjutnya. Di Makassar, aku selalu menantimu. Dan trip kita, couple backpacking kita menanti.

Friday, June 20, 2014

Malam ini aku sedih. Sedih begitu sedih. Sampai-sampai rasanya aku ingin muntah. 

Hari Ini di Paotere

Ada rasa jengkel yang meledak-ledak. Tapi, bagaimanapun juga aku tetap harus bersyukur, dia baik-baik saja. Mengetahui itu jauh lebih lega rasanya ketimbang tidak tau apa-apa, kebingungan dan khawatir. Dia ketiduran.

Friday, May 23, 2014

Sebenarnya ini bukan perihal lapar dan tidak ingin makan sendiri, ini tentang bersamamu, di dekatmu aku bahagia.

Tentang Rasa dan Asa

“Setinggi langit tak berbatas..
 Setinggi itu angan ku lepas..
 Rasa dari hati yang hadir begitu deras,
 Sesederhana isyarat awan kepada hujan
Melihatmu bagai bintang,
Terang dan menghangatkan..
Kepada yang berkuasa ku pasrahkan rasa,
Rasa yang membangkitkan asa..
 Jika bisa aku meminta,
 Ku ingin ini untuk selamanya..
 Untukku, tetaplah menjadi yang ternyaman,
 Denganmu aku aman..
#AFN

Tak pandai merangkai kata indah
Hanya ingin menyampaikan rasa
Dengan bahasa terbatas...


.....

Melalui takdir Tuhan kita dipertemukan
Mengantarkanku pada kesyukuran ini
Hadirmu telah memberiku kekuatan
Yang mungkin tak kau sadari
Semakin dalam dan larut dalam kisah ini
Menikmati perasaan  ini
Waktu meyakinkanku
Aku membutuhkanmu
Semakin dalam dan larut dalam semua ini
Bertahan dalam perasaan ini
Tidak ingin keluar dan berlari
Karena hati telah memilih

#AFN #One-Time

A Poem


Untitled

Dan kau semakin nyata..
Kau harapan bagi angan yang besar
Alasan bagi baranya semangat
Kau cahaya bagi sisiku yang gelap
Melihat yang tak terlihat oleh mereka..
Kau kekuatan saat aku sendiri meragukan kemampuanku..
Bukankah telah ku isyaratkan hujan meneriakkan padamu..
Telah ku minta pula pada angin membisikkan padamu..
Dan pada ombak yang tiada bosan mengiringi rasaku..
Keyakinan hati tak pernah salah..
Sebuah nama
Sebuah asa
Sebuah doa
Dan di dalam diam ku nikmati rasa..


#AFN Nowhere Onetime

Friday, May 16, 2014

My Best Partner's birthday!

Selamat ulang tahun, Sayangku. Maaf, di hari istimewamu saya tidak bersamamu. Bukan karena tidak ingin, bahkan rasanya ragaku saja yang berada disini. Bukan saya tidak mengusahakan, saya berharap kau bisa mengerti, Sayangku.

Sunday, April 27, 2014

Kesusahan hati yang sekarang menjadi mudah menjelma bahagia. Ya, hanya dengan melihat senyum itu, lelah dan resah seakan menguap dan hilang.
Ketika perlahan muncul alasan mengapa aku harus menyerah, ribuan maaf seketika menyergap kepalaku. Dan saat itu aku sadar, aku mencintaimu, Sayangku.

Friday, April 18, 2014

Aku memulai

Oh begini rasanya nungguin pacar latihan. Merasa bego sendiri tapi senang luar biasa. Oh man, am i just trapped in what they call "love"?
Duduk di pinggir lapangan, dan sesekali saling mencuri pandang? Apa-apaan ini? Aku merasa kembali menjadi seperti anak SMA yang super norak, but it's us, and i'm happy, i really am!
Di ingatku, terakhir kali aku melakukan hal norak begini ketika aku masih di bangku SMA, bedanya waktu itu aku di stage dan pacarku (waktu itu) nonton dari bawah dan yeah saling mencuri pandang, yang setelahnya aku pikir dulu aku norak banget! And guess, i just did it again. Hahaha butterfly in my tummy!

Kenalin, pacar aku yang super cuek tapi cowok paling ganteng di mataku dan baik hati banget.. Sald* N*dal Al*.

Pertama kali kenalan, dikenalin Kak Feby. Hmm officially kenalan yaa.. Dan parahnya aku mengira dia seangkatan denganku. Sayang, tampangmu menipu :p Aku ingat betul, saat itu aku sedang di titik terakhirku berjuang terlepas dari cerita lalu. Wow, lucky you lucky me! We're in the right time!
Setelah officially kenalan siang itu.. Di satu malam, di Marine Station, aku ingat, dia tidur di teras MSDC. Sebelumnya sangat ingin aku menyapanya. Entah mengapa sangat. Yang aku tau saat itu hanyalah aku ingin menyapanya, agar dia tau bahwa aku ada. Tapi, niat hanyalah niat. Lalu aku melihatnya pindah ke gudang, melanjutkan tidurnya.
Singkat cerita, sepulang dari pulau, entah kita menjadi sedikit lebih akrab, bukan akrab juga sih, ah tapi entahlah aku tidak tahu harus menyebutnya apa. He sent me a text! OMG! Ternyata nanyain tugas dan mau pinjam buku. Lalu di line kami berteman. Dan memulai cerita kami. Iya, kami!
Tadinya hanya ku anggap biasa saja. Lalu aku merasa senang. Lalu merasa ada yang hilang tanpa line darinya. Lalu line hingga latut malam. Lalu iseng video call. Lalu telpon2an via line. Dan curhatnya tentang LDRnya yang sedang di ujung cerita. Iya, kami memulai keakraban kami dengan ceritanya dia berjuang mempertahankan LDR. Dan aku? Aku mengusir jauh2 perasaan untuk jatuh cinta padanya. Keran tidak mungkin jatuh cinta pada kekasih orang kan? Dan saat itu aku juga masih berusaha menyapu habis puing2 hatiku yang dicampakkan oleh seseorang yang pernah sangat berarti di kehidupanku. Ah sudahlah..
Sampai akhirnya, dia mengabariku lagi, mereka-dia dan LDRnya- telah berakhir.
Akhirnya aku dan dia semakin akrab, aku merasa tak perlu ada kekakuan lagi, dia sudah bukan milik orang lain.
Singkatnya, setelah beberapa bulan kami saling bertukar kabar dan mengenal, dia mengakui sesuatu. Sudah sejak dulu dia memperhatikanku, katanya. Tadinya aku tak ingin percaya. Tapi, dengan kedekatan kami yang mulai diketahui beberapa orang di kampus akhirnya ada yang memberitahu "Sebenarnya dia sudah dari dulu memperhatikanmu, sejak kau dan dia sekelas pertamakalinya di semester 4. Tapi, salahku karena ku beri tahudia bahwa kau sudah berpacaran dengan temanmu di UKM." Lalu aku tertawa, he wasn't lying! Haha tunggu, sekelas? Sekelas pertamakalinya itu di semester 4? Aku bahkan baru mengenalnya, baru tahu ada makhluk sepertinya di fakultas sejak kuliah terakhirku bersamanya, semester 6! Kemana dia selama ini? Dan dan wait, berpacaran dengan teman di UKM? It was totally bulshi*! Hahaha dan itu yang membuatnya tidak jadi mengenalku lebih jauh. I just wonder how if... Jika saja waktu itu kita saling mengenal saja. Memulai semua cerita. Tanpa harus aku akhirnya merasa sakit oleh masalalu ku begitupun kau. Tapi, ini rencana Tuhan. Inilah yang terbaik. Aku menikmati waktu-waktu bersamanya. Semoga :)

Tuesday, February 4, 2014

Dear You, Pacar!

Aku keliru.. Kekecewaanku atas ekspektasi hubunganku kini membuatku selalu mencari cerita lalu.. Ternyata, kisah lalu ku jadikan pelampiasan kekecewaanku. Pada akhirnya aku disadarkan, bahwa sangat perlu untuk bersyukur, aku mencintaimu. Aku mulai mencintaimu, Kak. Bisakah kau juga melakukan hal yang sama? Aku hanya ingin bahagia bersamamu. Harapanku besar bersamamu. Cepat pulang, aku merindukanmu.

Tuesday, January 7, 2014

Jeleeeeeek, aku kangen! Sesulit ini :(
Kenangan kita memang tidak banyak, tapi terlalu dalam. Aku merindukanmu, Mas..