Haha tidak bisa ku bedakan yang mana yang mencintai dengan santai, karena memang aku tak mengenal itu. Atau bisa kita bangun kesepahaman dulu tentang makna "santai" itu?
Entah aku yang tak mengerti, atau yang ku katakan tak cukup jelas baginya? Entahlah.
Dan sudah jelas tidak mungkin aku lebih mencintainya daripada Tuhanku, sementara kekagumanku padanya berawal dari ku lihat dia begitu mencintai Tuhanku. Mustahil pula jika harus membandingkan perasaanku padanya dengan Tuhanku. Berbeda ranah dan rasa! Itu jelas!
Hanya saja, ada yang hilang rasanya. Perasaan itu yang menyakitkan. Hihi
Tidak pernah membayangkan hubungan ini jadi seperti ini. Atau ekspektasiku yang "ketinggian"? Hingga jika aku harus terjatuh maka harus sangat sakit rasanya?
Mengatasnamakan santai atas bosannya mungkin. Ah kan lagi-lagi berpikirki seperti itu. Tapi bagaimana, seperti itu yang terlihat. Aduhh.. Komitmen kita jaaaaauuuuuh lebih berharga daripada egoku yang kadang meraja.
Sekarang tanggal 4 ke 5 sejak hari itu. Hari ke 153 sejak dia menawariku komitmen ini. Dan hari ke 299 sejak aku melihatnya di Bandara! Ah aku merindukannya. Sangaaaat sangaaaaaat merindukannya!
No comments:
Post a Comment