Wednesday, January 30, 2013

Part 2

Hari berganti hari..
Belakangan ini hari-hariku terasa lebih segar dan berwarna. Siapa yang sangka, pesan-pesan darimu adalah obat yang ampuh menyembuhkan sepi. Puisi-puisimu adalah mantra penyembuh hati yang paling mujarab. Aaah ku pikir aku tak akan bisa setergantung ini dengan lelaki. What? Tergantung? Hmm apa lagi namanya jika tanpa kabarnya bisa merusak moodku?

2 tahun belakangan ini aku memaksa diriku menutup diri. Bertahan dalam kenangan masa lalu. Bertahan merasakan kecewa pada seseorang yang pernah ku percayakan menggenggam penuh hatiku. 2 tahun paling menyiksa dalam hidup. Bahkan untuk kembali percaya bahwa tidak semua lelaki seperti seseorang di masa laluku sangat sulit. Sampai akhirnya ku putuskan untuk membebaskan diri dari kenangan masa lalu. Ku putuskan untuk hidup bahagia dengan sahabat-sahabatku, menyenangkan. Sejak saat itu aku berjanji untuk menutup kisah itu rapat-rapat. Sampai akhirnya Tuhan mempertemukan kita.

Tak pernah terpikirkan, aku bisa sejauh ini. Sejauh ini mendapatkan perhatianmu. Sejauh ini mempercayaimu. Dan sejauh ini sangat takut kehilanganmu. Kau lebih dari seorang teman biasa. Lebih dari seorang sahabat. Kau hadiah Tuhan yang paling istimewa untukku. Semuanya berjalan lancar, sampai akhirnya Nila tahu hubungan ini. Hubungan yang dekat bukan sebagai sahabat ini. Aku merasa tak enak hati, aku mengecewakan temanku sendiri, tanpa sengaja. Pikirnya aku bukan teman yang baik. Salahkah aku? Hanya karena aku tidak menunjukkan perasaanku lebih dulu? Entahlah.. Di sisi lain, aku merasa salah. Karena kenapa malam itu tidak memilih untuk menutup segala akses awal kedelatan kita ketika mengetahui bahwa Nila juga menyimpan perasaan padamu.

Semakin hari semakin dekat. Tak ada waktu tanpa kabar darimu. Yaa, aku tetap melanjutkan kedekatan ini tanpa seorang pun yang tahu. Aku menikmati setiap waktu membaca pesanmu, membalas pesanmu, memikirkanmu.. Aku bahagia ada kamu!

Suatu hari, seorang senior mengumumkan ada pelatihan motivasi di... Wah! Di kota yang sama denganmu! Astaga, senangnya aku saat itu. Akupun langsung mendaftarkan diri. Saat itu Nila dan Wulan juga mendaftarkan diri. Wulan salah satu teman terdekatku sejak aku menginjakkan kaki di kampus merah. Singkat cerita kami berangkat.

Bertemu kamu dan teman-teman yang lain setelah tepat sebulan berpisah di bandara di kotaku. Senang rasanya melihatmu lagi. Cukur barumu terlihat sangat cocok untukmu. Semalaman bersama kalian, bersama kamu.

Keesokan harinya, sehari sebelum kegiatan pelatihan itu, agendanya adalah jalan-jalan :) Setelah semuanya siap, tujuan pertama adalah himpunanmu. Naik motor di kotamu. Yeah! Akhirnya Kak Randa bersama Mbak Rini, Mbak Andin bersama gebetannya, Wulan bersama Mas Arif, Aku bersama Mas Anton, dan kamu bersama Nila. Kamu bersama Nila. Oh Tuhan, ini cobaan pertama. Aku begitu cemburu melihat yang dihidangkan takdir hari itu. :'(

Cihuuuuuy! Sampai juga di Paralayang! Brrr.. Dingin banget. Aku yang tidak tahan udara dingin tentu sangat sulit beradaptasi. Ditambah lagi aku tidak memakai baju yang cukup tebal. Oh lengkap sudah! Tapi, tanpa aku duga sebelumnya, kau meminjamiku jaketmu. Tentu saja aku menolak, aku tahu kau juga pasti dingin. Sok tangguh! Tapi, aku suka caramu. Sampai disini belum ada yang mengetahui kedekatan kita. Sungguh aku seperti ingin mengatakan pada dunia, "Kini aku bahagia, karena ada kamu di hidupku!" Tapi bagaimana bisa, jika hal itu akan melukai hati temanku :(

Seharian bersama kalian! Sangat seru! Mengunjungi himpunan kalian, kampus kalian, makan di kedai As, Paralayang yang dingin, alun-alun kota, dan tahu telur. Malam itu aku terserang mual, mungkin karena kurang tidur, jalan seharian, dan dingin yang menggigit -,- aku masuk angin. Hahaha.. Malam itu sesampainya di rumah Mas Anton, kau pun kembali ke kontrakanmu. Malam itu ditutup dengan sms saling mengingatkan untuk segera merehat diri.

To be continue..

No comments:

Post a Comment