Tuesday, January 29, 2013

Part 1

Suatu ketika, pada kegiatan mahasiswa yang diadakan himpunan, mengundang beberapa delegasi himpunan seprogram studi dari universitas lain, pertamakali takdir mempertemukanku denganmu.  Aku melihat ada yang beda padamu. Pembawaanmu yang tenang. Terkadang sangat dingin. Tapi, aku melihat itu sebagai suatu kelebihan. Diammu menarik perhatianku. Sikap dalam forum-forum diskusi yang diadakan benar-benar membuatku berpikir "Kau beda!" Beberapa hari bersama, tak sadarkah kau aku memperhatikan setiap gerakmu? Pandanganmu yang teduh, gerakmu yang tenang, caramu tersenyum menyapa teman-teman, dan santunmu dalam bertutur kata.

Malam itu, Sabtu malam di desa itu, desa dimana kegiatan himpunan ini bertempat aku ingat saat kau pertamakali menanyakan kontakku, kau tahu, aku gugup, sampai aku lupa untuk menanyakan nomor ponselmu. Masih terdengar jelas caramu menyebutkan namamu. Hari berganti...

Back to the reality! Thank God, akhirnya selesai juga kegiatan di desa itu. Sangat menyenangkan. Dan mengesankan tentunya. Malam ini adalah saatnya jalan-jalan! Hingga akhirnya diputuskan untuk bernyanyi di sebuah rumah bernyanyi bernamakan nama seorang penyanyi dangdut. Malam itu, caramu mandangku, oh mungkin aku kegeeran.. Tapi, aku senang. Kau beda!

Pulang bersamamu mengendarai motor, dibonceng kamu. Malam itu tidak akan ku lupakan. Seumur hidupku!

Hey, dua temanku menginap di kostku malam itu.. Seharian aku, kamu dan mereka, teman-teman yang lain menghabiskan waktu bersama sehari sebelum keberangkatanmu kembali ke Kotamu.

Aku senang sekali mendapati sms darimu malam itu, sesaat setelah kau kembali ke rumah teman kita yang lain. Sesaat aku terdiam. Ikut mendengar perbincangan mereka, kedua teman perempuanku, kedua teman kita, tanpa mereka tahu. Betapa kagetnya aku. Sebut saja Lina, dia bercerita bahwa dia menyukaimu. Okay okay.. Dia sahabatku. Dan dia menyukaimu. Seketika aku merasa ada yang aneh dengan napasku, sesak.

Saat itu aku tidak tahu apa yang ku rasakan terhadapmu. Aku hanya.. Aku hanya tidak suka mendengar dia menyukaimu dalam artian "tanda kutip" bukan sebagai teman. Hingga keesokan harinya tiba. Kepulanganmu ke kotamu. Setelah mengantarmu dan teman-teman yang lain ke bandara. Aku mengirim pesan kepada kalian, semoga selamat sampai tujuan. Tapi tak ku dapati balasan sms darimu. Kau tahu bagaimana perasaanku saat itu? Aku merasa sperti cewek yang sangat kegeeran. Terdapat sedikit kekecewaan disana.

10 menit berlalu...

Ting! Ada sms. Berharap itu darimu, tapi aku tidak ingin lagi kegeeran. Wow! Benar, itu sms darimu. Aku sangat senang. Kau memberitahuku bahwa kau menyimpan sesuatu di jok motorku. Rasanya tak sabar untuk segera melihatnya. Akhirnya perkuliahan terakhir selesai. Tidak seperti biasanya. Aku tidak singgah ke himpunan, tapi langsung menuju parkiran motor. Astaga! Sebuah jam tangan. Ditambah lagi smsmu setelahnya kau sampai, "jangan tanya kenapa aku kasih itu ke kamu, dan kenapa kamu. Karena akupun tidak tahu jawabannya."
Sejak saat itu aku tahu, hidupku tak lagi sama.. (Bersambung)

No comments:

Post a Comment